Anjloknya Harga Crude Hanya Musiman

Print PDF
Jatuhnya harga minyak mentah global sifatnya hanya musiman. “Turunnya harga minyak dunia ini akibat perlambatan ekonomi di Amerika Serikat, dan  Eropa. Kemudian dampak ini merembet pada perlambatan gerak ekonomi di Cina,” kata Effendi Siradjuddin, KetuaUmum Asosiasi Migas Indonesia (Aspermigas)kepada indoPetroNews.com Rabu (17/2/2016) di Jakarta. Akibatnya produksi barang-barang berkurang dan kebutuhan energi minyak pun berkurang.

Hal tersebut, kata Effendi, akibat tidak efisiennya negara dikendalikan dan terlalu banyak hutang. “Kita mengetahui Amerika Serikat dan Eropa hutangnya banyak sekali. Akibat lanjutannya adalah ekonomi pun  melambat karena dana yang digunakan untuk investasi tidak efektif,” imbuh pemilik PT Babat Kukui Energi ini.

Effendi optimis harga minyak mentah akan kembali lagi naik. Alasannya? “Jumlah penduduk dunia yang 8 miliar (setiap 12 tahun bertambah 1 miliar) akan menyebabkan kebutuhan pada energi bertambah tinggi. Dan inilah yang akan membuat harga minyak akan melambung kembali,” tegas penulis buku Nation In Trap ini.  

Dia memprediksi kemungkinan akan bisa mencapai 100 USD per barrel. “Kita prediksikan tidak lebih dari setahun harga minyak akan kembali normal. Bahkan bisa akan tembus di atas 100 USD per barrel,” tegas Effendi.


Seiring dengan kenaikan harga minyak secara perlaha, drilling cost dan operating cost juga akan naik menjadi 50 USD hingga 70 USD per barrel. Di titik inilah, lanjutnya,  perusahaan minyak akan berinvestasi  untuk menaikkan produksi. Tapi menaikan produksi akan terlambat karena kebutuhannya sudah tinggi sementara produksinya sudah turun. “Proses inilah yang kemudian akan membuat harga minyak kembali melambung tinggi,” kata Effendi. (Sofyan) - indoPetroNews.com-